Description
Sudah aku bilang, ketika pertama kali membaca puisimu, aku sudah jatuh hati. Aku terkejut dan begitu cemburu kau bisa membuat puisi seperti itu, ketika kau masih begitu muda. Tapi di balik itu, aku merasa kamu menyimpan luka dan getir. Apa yang menyebabkan kamu seolah kecewa. Aku ingin membaca puisi-puisimu yang lain, tidak hanya yang di sini. Teruslah menulis puisi, terutama dunia kehidupan dari teologi dan kosmologi wayang yang dengan pahit dan indah kamu pahami. Aku cuma berharap kamu kuat dan konsisten dalam merawat, dan sekaligus, menyembuhkan luka. Luka kita, luka dunia. -Aprinus Salam, dosen FIB UGM Yogyakarta.
Reviews
There are no reviews yet.