Availability: In Stock
Menjadik(an) Perempuan
Rp 140.000
Upaya untuk mempraktikkan gagasan kritik feminisme sebagai disiplin ilmu sangat relevan dan dibutuhkan dalam melihat berbagai fenomena kemanusiaan di Indonesia sekarang. Akan tetapi, sebagai studi yang secara sistematis mengkaji peran, posisi, dan pengalaman berbasis gender tertentu dalam masyarakat, feminisme yang dikenal sekarang masih berpusat pada konteks feminisme negara-negara Barat. Sejarah feminisme yang dimulai dari munculnya pergerakan perempuan yang dipelopori oleh para tokoh feminis terkemuka seperti Mary Wollstonecraft, Elizabeth Cady Stanton, dan Susan B. Anthony pada abad ke-19 dan Betty Friedan serta Simone de Beauvoir di pertengahan abad ke-20 masih menjadi rujukan utama. Pergerakan yang menuntut adanya persamaan hak atas pendidikan, pekerjaan, serta politik tersebut menjadi tonggak-tonggak awal feminisme.
Sementara itu, sasaran kritis kajian feminisme yakni akar ketidaksadaran gender termanifestasi di berbagai masyarakat yang memiliki latar budaya berbeda. Lebih jauh lagi, representasi permasalahan itu, seperti prisma yang memancar di berbagai budaya dan media, menjadi sangat terikat konteks karena masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari elemen-elemen lain seperti sejarah, kondisi sosial, politik, ekonomi tiap-tiap masyarakatnya. Oleh karena itu, berbagai teori dan metodologi, studi feminisme yang berusaha mengungkap problem tersebut dan menghadirkan kesadaran selalu ditempatkan dalam konteks sosial budaya di tempat kajian itu dilakukan. Dalam semangat demikianlah, artikel-artikel dalam buku ini berupaya mengikuti, merespons, dan menerapkan secara kritis teori-teori feminisme kondang dari ahli-ahli di atas dalam bingkai problem gender yang khas Indonesia.
Menerapkan secara kritis berarti membaca dengan jarak yang tepat agar bisa menggunakannya untuk mengkaji peristiwa-peristiwa atau representasi peristiwa ke-gender-an dalam berbagai produk kultural tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ada gap teoretik antara perspektif dan objek kajiannya. Menerapkan secara kritis juga berarti membuka kemungkinan modifikasi, penyanggahan dan perluasan atas teori-teori tersebut. Lebih spesifik lagi, dengan kritis berarti juga secara kreatif memungkinkan lahirnya keterjalinan, interseksionalitas dengan perspektif-perspektif lain yang mendukung.
Dengan kesadaran tersebut, buku ini hadir sebagai bahan bacaan dan pengayaan khususnya untuk mahasiswa Ilmu Budaya atau masyarakat umum yang tertarik pada isu-isu feminisme. Tentu saja buku ini memiliki banyak keterbatasan, terutama tentang fokus kajian yang terpusat pada objek material sastra dan film serta pendekatan feminisme tertentu saja. Oleh karenanya, kehadiran buku ini lebih tepat dianggap sebagai pemantik diskusi dan wacana lebih lanjut tentang berbagai isu feminisme yang berkembang di Indonesia kini.
Reviews
There are no reviews yet.