Description
Masa remaja, penyair ini sudah bukan remaja seperti yang lain. Pada usia 16-18 tahun, puisi-puisi pertamanya tidak mengandung stigma narsisme, pencarian gandrung terhadap jatidirinya sendiri, siksaan atas identitas seksual atau gendernya yang begitu sering menghantui anak-anak muda seusianya. Puisinya mempedulikan orang lain, serupa kidung atau eulogi untuk ayah dan ibunya, doa atau elegi untuk wartawan Udin dan penyair Wiji Thukul yang hilang ke dalam lubang kelam Orde Baru gara-gara kejujuran mereka.
Elizabeth D. Inandiak
Reviews
There are no reviews yet.