Kesastraan Tionghoa: Kajian Multiperspektif

Rp 120.000

0 out of 5

Berbagai tipe karakteristik peranakan Tionghoa yang akhirnya menetap dan beranak-pinak di Indonesia itu mempengaruhi pula ideologi yang secara implisit tergambar dalam karya sastra yang mereka tulis. Selain  pergulatan hidup yang keras sebagai perantau di masa pendudukan  Belanda, mereka juga mendapatkan diskriminasi, persaingan dan gesekan antaretnis, antarbangsa, dan persaingan sesama diaspora Tionghoa sendiri. Problem dalam masyarakat yang heterogen  dan isu identitas  yang hibrida ini sangat kental terefleksikan dalam karya-karya mereka.

Buku ini menampilkan berbagai perspektif yang menceritakan dinamika masyarakat Tionghoa dan pribumi pada masa puncak kejayaan kesusastraan peranakan Tionghoa di Hindia Belanda. Sedikitnya ada 13 tulisan  dalam buku ini yang menganalisis dinamika masyarakat Tionghoa, bumiputera, dan pemerintah kolonial Belanda sebelum kemerdekaan Indonesia dalam karya sastra.

Category: . Tags: , .

Description

Kepeloporan kesastraan Indonesia sebenarnya sudah jauh dimulai sebelum Balai Pustaka, yakni pada masa kesusastraan Peranakan Tionghoa awal, 1870. Claudine Salmon mencatat bahwa dari sejak 1870 hingga tahun 1960 pada saat itu telah terdapat 806 penulis dan menghasilkan 3.005 karya sastra. Sebaliknya, pada masa Balai Pustaka, 1918—1950, Teeuw mencatat ada sekitar 175 penulis yang muncul dan hanya menerbitkan 400 karya. Artinya, karya-karya pra-Indonesia, termasuk karya peranakan Tionghoa, patut dipertimbangkan sebagai kekayaan khasanah awal sastra Indonesia modern yang selama ini kurang diperhitungkan dan mendapat penghargaan yang layak.

Kesastraan itu muncul melewati sejarah yang sangat panjang. Sejarah keberadaan mereka sebagai diaspora atau perantau dan akhirnya menulis dengan bahasa Melayu Tionghoa bukanlah waktu yang pendek. Berabad-abad lamanya, orang-orang Tionghoa dari berbagai provinsi sebelah tenggara mulai merantau dan pindah menetap ke Asia Tenggara, termasuk kepulauan Indonesia karena tekanan ekonomi dari Tiongkok. Pemerintahan Tiongkok yang dikuasai oleh Dinasti Qing atau Manchu saat itu tidak banyak mendapatkan dukungan rakyat karena latar belakang dinasti tersebut bukan merupakan orang Han. Sepanjang abad XIX, muncul ‘raja-raja kecil’ yang tidak bijaksana. Oleh karena itu, rakyat semakin menderita sehingga orang Tiongkok daratan dan pesisir timur banyak yang memilih meninggalkan Tiongkok daratan daripada bertahan, meskipun hanya dapat mengandalkan sepasang kaki atau sebuah perahu kecil. Mereka menyebar ke banyak wilayah, khususnya ke selatan Tiongkok. Levanthes (1994) menambahkan, migrasi dalam jumlah besar ke Indonesia terjadi pada masa Dinasti Ming dengan cara mengirim junk-junk pelayaran ke seluruh penjuru dunia.

Sementara itu,  menurut Charlie, pilihan mereka merantau ke selatan disebabkan beberapa hal. Pertama, secara geografis, khususnya bagi penduduk di pesisir Timur Tiongkok (yang paling banyak melakukan eksodus), wilayah yang terletak di utara Tiongkok seperti Mongolia dan Jepang, merupakan wilayah pesaing Tiongkok. Adapun perjalanan ke Timur juga mustahil karena menuju Samudra Pasifik, sedangkan wilayah Barat pada masa itu masih dianggap sebagai negeri-negeri yang dihuni orang-orang bar-bar. Kedua, temperatur di Tiongkok Utara jauh lebih dingin daripada Tiongkok Selatan. Kenyataan ini menganjurkan penduduk untuk hijrah ke arah selatan, baik melalui darat maupun laut. Ketiga, terdapat kabar keberhasilan dari pendahulu mereka yang telah menemukan hidup baru di wilayah Selatan. Hal tersebut menggugah orang yang hendak meninggalkan Tiongkok daratan untuk pergi ke “Selatan” sebagai arah tujuan. Keadaan yang relatif lebih bersahabat, kebutuhan akan tenaga kerja, dan keterbukaan terhadap arus kedatangan warga baru tersebut mendorong tingginya emigrasi ke luar Tiongkok mengalir ke selatan.

Additional information

Judul

Kesastraan Tionghoa: Kajian Multiperspektif

cetakan

Oktober, 2022

halaman

x+252 hlm

penulis

Cahyaningrum Dewojati, dkk.

Reviews

There are no reviews yet!

Be the first to write a review

*

Delivery and Returns Content description.
logo-gambang-footer

Jika Anda Merasa Kesusahan dalam Berbelanja Buku dari Website Kami Silakan Order Melalui Nomor WhatsApp Berikut : 0856-4303-9249

Top